Thursday, November 15, 2018

Perjalanan Irit ke Luar Negeri Tanpa 'Bantuan' Kartu Kredit?



Yap.. I'm finally here! Sudah lama pengen balik nulis tapi ragu apa yang ingin ditulis, karena lagi kurang baca buku alias lebih keranjingan sama drama Korea (status: Darurat I). Tapi rasanya pengen juga nulis tentang liburanku terakhir ke Singapura (He? Singapura doang? Bangga? --BANGET). Kenapa? Because I wasn't born from a wealthy family. Bahkan setiap bulannya gaji juga digunakan untuk bantu keluarga, rasanya banyak yah yang begini. 

Nah pengen juga nih berbagi tentang liburan 'irit' yang aku jalani belum lama ini dengan teman seperjuanganku. Jadi aku dan temanku ini irit banget (tanpa pelit yes..), kita berdua sudah merencanakan liburan sekitar setahun lalu tapi kenyataannya, adaaaa aja kebutuhan yang memaksakan uang segitu-gitunya harus dialokasikan untuk kebutuhan tersebut.. jadi yang uangnya udah segitu di tabungan, jadi makin segitu (sampai nggak mau kesebut saking 'gitu'nya). 


First timer di Botanical Garden... SO GREEN I LUV IT!


Tapi kita berdua nggak mau patah semangat, mimpi liburan yang cuma ke negeri seberang aja harus tetap jadi. Akhirnya tekad sudah bulat dan kita mulai beli ini-itu dari 5 bulan sebelum perjalanan. Jadi kisahnya begini, karena keuangan kita statusnya: Awas, maka kita pakai cara ajaib untuk pesan tiket maupun akomodasi, yaitu: membeli tiket pergi dulu pada bulan pertama, bulan berikutnya beli tiket pulang, kemudian baru akomodasi 2 bulan sebelum perjalanan. Perjalanan ini juga menggunakan budget airlines, totalnya < Rp1.500.000 PP dan akomodasi di hostel dengan isi 6 orang, < Rp350.000/night. Ini baru irit bagian pertama.. 

Oh ya, kita berdua ini sama sekali tidak punya kartu kredit, bukan idealis, tapi jujur awalnya karena apply nggak lolos-lolos 😁😁 Tapiii, kita berdua itu pengguna BTPN Jenius, jadi semenjak rencana liburan itu lahir ke muka bumi ini, kita berdua rajin masukin sisa gaji atau menyisihkan awal gaji masuk ke fitur Save It. Apa itu? Singkatnya, semacam 'mini' reksa dana yang kamu bisa masukin kapan aja dan ambil kapan aja. Sehingga setelah sekian bulan menabung dan putar pundi-pundi di fitur tersebut, akhirnya membuahkan hasil yang membuat rasa 'aman' saat berada di Singapura. Selain manfaatin fitur itu, sebagai pengguna Jenius, kitapun saling manfaatin Split Bill untuk pembelian tiket dan booking akomodasi. Fungsinya? Agar tiada dusta diantara kita. 


Our lovely hostel @ Five Stones, Bugis


Buat makanan dan jajan di Singapura, sebetulnya jauh sebelum perjalanan ini aku sudah cukup banyak nabung, tapi ternyata ada hal mendesak yang akhirnya menghabiskan hampir 70% tabunganku untuk liburan 😢😢 bingung banget. Nggak bisa pinjam keluarga karena mereka juga sedang banyak pengeluaran. Gajian masih jauh. Tapi tiba-tiba seminggu sebelum perjalanan, ada notifikasi dari si Jenius kalo dia menyediakan Flexi Cash. Alias bank paling Jenius ini memberikanku kesempatan untuk pinjam ready cash ke Jenius. Karena rajin juga transaksi menggunakan Jenius, jadi limit akupun sangat lebih dari lumayan! Akhirnya tanpa basa-basi-busuk malu-malu-mau akhirnya aku aktifkan fitur Flexi Cash dan voila! Kurang dari 30 menit aku sudah menerima saldo baru, segar, tanpa potongan apapun ke rekeningku! Langsung tarik tunai dan cepat-cepat tukar dollar. Pengembaliannya juga suka-suka kita, nggak kayak pinjaman online lainnya yang sudah ditentukan kamu harus bayar dalam 3 bulan. Dengan Jenius? Oh tentu tidak. Kamu bisa pilih sendiri sesuai kemampuanmu. Karena ingin berbagi kebahagiaan dan kebetulan denger teman seperjuanganku itu sedang pilu karena ingin beli vinyl namun gaji juga belum terlihat hilalnya, langsung saja aku ajak dia juga untuk aktifkan Flexi Cash. Bahkan saat baru aktifkan di Singapura, uang tetap masuk tanpa potongan apapun. Aslik! Benar-benar segar. Selain itu, kita juga tarik tunai dan transaksi EDC menggunakan Jenius di Singapura, potongannya kecil. Syedappp! Soalnya sebelumnya aku pakai bank lain di luar negeri kok biaya adminnya warbyasah yah sodara-sodara. 


Hidden gems di Singapura, MRT Station: Redhill. Keingetan lokasi shooting Blackpink 'As If It's Your Last' nggak sih?


Pada akhirnya, aku yang dulu selalu merasa 'butuh' bantuan kartu 'yang tidak sakti-sakti amat' bernama Kartu Kredit, akhirnya aku memutuskan untuk tidak perlu. Asal kalian mampu mengatur keuangan, kalian juga bisa kok manfaatkan fitur Jenius yang jenius.


Typical tourist photo @Orchard Road

Kalau tanya bagaimana aku lebih irit lagi? Jujur saja, sebagai orang Indonesia yang porsi makannya nggak terlalu extraordinary, aku dan temanku sering sharing makanan saja. Belanja? Tentu cari yang perlu saja dan yang nggak ada di Indonesia. Karena kalau beli di Singapura pun harganya akan lebih mahal karena dollarnya yang juga warbyasah! Untuk transportasipun sama sekali nggak pernah gunain taksi. MRT-pun sekali-kali. Keseringan kita naik bis, jujur saja awalnya karena: lebih murah, tapi setelah sering naik bis itu aku lebih senang dan nyaman karena bisa sight seeing. Kita berdua nggak masuk ke tourist attraction (salah satu alasannya, karena saking iritnya), tapi kita cari lebih banyak photo spot dan duduk-duduk dengan berbekal makanan 7 Eleven. Biar bagaimanapun 'suasana' itu lah yang kita cari, suasana yang mungkin belum bisa aku temui di Jakarta.

Let's travel more and see the world! #jalan2jenius



XX,
Asti C.

Sunday, May 29, 2016

[REVIEW] Jenny Han’s Duology: To All The Boys I’ve Loved Before and P.S I Still Love You


Enough with the Korean shows-related post, sekarang kembali lagi aku review buku yang sudah selesai aku baca. Kali ini adalah buku karya Jenny Han, To All The Boys I’ve Loved Before dan sequel-nya, P.S I Still Love You. Sebelumnya aku sudah pernah membahas soal buku To All The Boys I’ve Loved Before di post aku sebelumnya, kalian bisa klik disini. Kalau kalian sudah baca post aku tersebut, pasti kalian tau seberapa cintanya aku sama buku itu. Terlepas dari plot-nya yang sederhana dan terkesan cheesy, tulisan Jenny Han yang mudah namun tidak murahan membuat aku cinta banget sama buku ini.

Ternyata nggak lama kemudian, buku keduanya muncul. Aku sudah lama banget naksir buku P.S I Still Love You ini, tapi semenjak harga buku import itu pada naik, aku jadi mikir-mikir. Karena untuk buku young adult dengan harga tersebut kayaknya nggak worth it aja, karena cuman beda sedikit sama harga buku new adult, dan aku juga bukan orang yang suka baca e-book, particularly for free. Setelah hitungan bulanan naksir, akhirnya kesampean juga beli buku ini!

Yang pasti, buku P.S I Still Love You ini nggak akan bisa kamu baca kalau kamu belum baca buku sebelumnya. For the full synopsis, click here. Long story short, buku ini lebih cheesy lagi plot-nya dari buku yang sebelumnya. Buku ini melanjutkan kisah romantis si dua karakter utama, terus ditambah dengan kehadiran laki-laki lain yang juga dikirimkan surat yang sama oleh Lara Jean.

Buku kedua ini banyak banget yang aku nggak suka, kayak ‘unrealistic small world’, terus mean girls dan rebutan perempuan khas US drama, pokoknya all things inside seem so unrealistic in my opinion. Tapi yang aku suka, momen klimaksnya lebih terasa disini. You know like when you read something you get those ticklish feelings through your body (I don’t know if it makes sense), menurut aku lebih terasa di buku kedua ini, sayangnya cuman sebentar dan cuman sekali, itu juga di belakang-belakang, like you have to keep flipping through the pages until you find those climax. Jadi sedikit bosan.

However, karena aku suka banget buku pertama, jadi aku punya ekspektasi tinggi terhadap yang kedua. Walaupun nggak sebagus yang pertama, tapi karena ini karya Jenny Han, aku jadi merasa harus beli dan nggak merasa nyesel baca. Menurut aku, kalian tetap harus baca buku yang pertama. Sebetulnya buku yang kedua itu optional sih, karena nggak terlalu memberi pengaruh terhadap ending dari buku yang pertama. But the second book looks so cool on your shelf tho, cover-nya lucu banget!

To All The Boys I’ve Loved Before
Rate: 4.2/5
P.S I Still Love You:
Rate: 3.8/5


XX

Thursday, May 19, 2016

5 Best K-Dramas I Watched in Early 2016

Pasti udah pada tau kan yah kalo aku itu menggemari K-drama banget-bangetan! (pasti you guys think ‘duh apa bagusnya sih Korea?’ please head to this page for the answer). Dalam tiga bulan, udah banyak banget K-drama yang aku tonton. Karena aku belum lama menonton K-drama, jadi drama yang aku tonton di 2016 yaitu K-drama yang rilis di tahun 2014-2016. Nah, banyak dari teman-teman yang nanya kira-kira apa yang bagus sih? Yang pasti banyak banget! Tapi, nggak semua orang bisa langsung suka sama K-drama pas pertama nonton. Kemungkinan terbesarnya adalah series yang dipilih pertama kali itu salah. Jadi aku akan menyarankan Top 5 K-drama yang aku sudah tonton tiga bulan terakhir:

Cunning Single Lady


Ini salah satu k-drama yang aku tonton pertama kali dan dari sini, aku langsung ketagihan nontonnya! Ceritanya tentang cewek dan cowok yang sudah cerai terus kembali bertemu karena tujuan tertentu dari si cewek. Ceritanya similar sama Emergency Couple, tapi kalo Emergency Couple itu medical drama, jadi banyak istilah kedokteran. Kalau ini, lebih ringan dan lebih romantis!

Second Time Twenty Years Old


ONE OF THE BEST DRAMAS I WATCHED! Bagus bangeeet! Cast-nya itu Choi Ji Woo, kalau kalian tau Winter Sonata, sekarang pemeran utamanya main disini. Ceritanya tentang Ha No Ra (Choi Ji Woo) yang dulunya menikah muda dan kini ia sudah berusia hampir 40 tahun. Namun, untuk menyeimbangi suaminya, Ha No Ra mencoba untuk masuk kuliah lagi dan berada di kampus yang sama dengan anaknya. Series-nya nggak terlalu romantis, tapi cukup bikin meleleh juga sih! Yang pasti, series ini sedih! Karena selain romance, Second Time Twenty Years Old juga membahas soal family issue dan itu yang bikin cerita ini punya value.

Marriage Not Dating


Suka banget sama series ini! Tapi harus hati-hati, soalnya pertama kali aku nonton ini, aku sempat berhenti di episode kedua karena aku nggak tertarik dan terlalu nggak masuk akal. But then, aku baca-baca blog orang-orang dan mereka banyak bilang bahwa ini one of the best k-dramas they’ve ever watched! Langsung deh aku nonton lagi dan pas episode ketiga, aku langsung nggak bisa berhenti. Rasanya pengen nontonin terus!
Ceritanya tentang cowok yang nggak kepingin nikah karena personal reason dan cewek yang kepingin nikah tapi kisah cintanya nggak mulus terus. Nah, si cowok akhirnya memilih untuk pura-pura memperkenalkan si cewek ke orang tuanya sebagai pacarnya dimana si cowok menganggap bahwa orang tuanya nggak bakal menyetujui hubungannya mereka. Terus tau kan kelanjutannya gimana? Yah, kayak kebanyakan K-drama deh! Tapi, aku suka karena series-nya nggak lebay. Jadi ini bener-bener recommended deh!

She Was Pretty


Kalau dibandingkan dengan tiga series yang di atas, She Was Pretty termasuk yang plot-nya biasa aja. Tapi aku suka karena set-nya modern dan overall, ceritanya lucu! Ceritanya tentang cewek yang pas kecil dia cantik tapi pas udah dewasa, malah jadi gimbal dan mukanya nggak secantik dulu. Nah, dia akhirnya bertemu dengan long lost friend-nya yang justru kebalikan, dulu gendut dan sekarang berubah jadi cakep! Kebayang dong si cewek pasti malu banget! Tapi biar gimanapun, mereka punya history masa kecil berdua gitu. Terus disini ada Choi Siwon (member Super Junior yang paling ganteng dan yang paling orang tau lah ya..) sebagai main cast-nya. Ceritanya dia disini jadi editor dan senior reporter untuk salah satu majalah fashion and lifestyle di Korea.

I Can Hear Your Voice



Yap, aku emang telat banget! Karena series ini termasuk udah lama rilis. Tapi karena aku baru mengikut K-drama belakangan jadi gini deh! Nah, kalau yang ini, lebih berat sedikit. Karena ini criminal and law series gitu konsepnya. Tapi nggak seberat dan seserius Castle atau NCIS gitu. Dia lebih ringan, tapi aku suka banget plot-twisted di dalamnya. Ceritanya tentang cewek yang nggak sengaja jadi saksi mata untuk salah satu pembunuhan dimana anak dari si korban juga ada di TKP dan mereka bertemu setelah sudah sama-sama dewasa. Yang pasti, ceweknya jauh lebih tua dari si cowok, tapi tetap sweet pokoknya! Jadi aku suka banget karena sweet-nya dapet dengan porsi yang pas dan juga jalan ceritanya nggak standart.

XX

Saturday, April 2, 2016

Reasons I Watch K-Drama


Banyak banget yang udah nanya kenapa aku tiba-tiba ‘mendadak Korea’ atau mungkin masih banyak yang juga ngomong ‘what’s so good about Korean TV show?’ Well, pada awalnya, my first reaction when a friend told me she loves K-shows so much was ‘gue sih nggak begitu suka Korea’ LOL!!! Ini alasan kenapa aku waktu itu berpikiran begitu:

- Drama Korea itu terlalu menye
- Nggak ngerti bagusnya apa, pasti ceritanya kan standart kayak FTV
- Cowok yang mereka bilang ganteng pasti cowok Korea yang putih, mancung dan yang terburuk, poninya pasti kesamping alias polem (poni lempar! Haha)
- Nggak bisa bedain aktor/aktris satu dengan lainnya karena mukanya sama

Pasti kalian yang baca dan nggak nonton Korea juga merasa kayak gini kan? Nah, terus mungkin jadi bingung kenapa aku suka banget nonton Korea, malah sekarang bisa bedain orang satu dengan lainnya. Awalnya itu aku nggak sengaja nonton salah satu global well-known variety show di rumah sepupu aku yang judulnya Return of Superman. Itu loh, yang Bapaknya ditinggal Ibunya 48 jam dan memaksakan si Bapak untuk jagain anaknya. Akhirnya aku nonton di rumah dan keterusan terus jadi penasaran, kenapa orang-orang suka nonton drama korea.

First K-shows I watched back then, Return of Superman

K-drama pertama aku itu Cunning Single Lady, dulu masih nggak tau harus nonton dimana, jadi nonton di YouTube hehe. Sampai akhirnya, aku merasa ngerti kenapa dulu aku nggak suka nonton Korea. Salah satunya gara-gara ini:

K-drama actor I thought vs the actual current K-drama actor looks like

Sudah banyak banget perubahan di K-drama dari yang terakhir aku tonton (sekitar tahun 2006). Mulai dari set-nya, pemainnya, fashion-nya. Dari situ aku jadi nagih nonton K-drama terus, termasuk nonton Running Man yang surprisingly lucu banget (telat kan..)! Ini nih alasan aku kenapa jadi doyan terjebak K-drama:

No more US tv series worth watching to
US series yang aku tonton satu-satunya sekarang cuman The Walking Dead (cinta mati banget sama series ini dan cukup bertolak belakang sih dengan K-drama, hehe). Semenjak How I Met Your Mother habis, aku kayak kehilangan gairah nonton US series and I hate series like Glee atau American Horror Story, yaaa yang terlalu lebay dramanya. Beda deh, kalau di Glee dan sebagainya itu mean girls-nya agak overact, tapi kalo K-drama porsinya pas!

Ain’t no teenage love stories
Yang kalian kira K-drama itu terlalu ABG salah besar! Justru mayoritas pemain K-drama itu umurnya sudah di atas 27 tahun. Jadi kisah cintanya buat aku lebih mature dan membuat porsi romantisnya itu pas. No over-cheating girlfriend-boyfriend relationship, no over-sex scene, no over-drama between enemies.

Relatable Life
Karena rata-rata pemeran K-drama itu di atas 27 tahun, tentunya mereka semua kebanyakan sudah bekerja. Masing-masing dari K-drama itu selalu mewakili pekerjaan (yang masih relate sama Indonesia). Aku sudah nonton mulai dari kisah jurnalis, pengacara, CEO, chef, magazine editor, plastic surgeon sampai sales assistant. Masing-masing dari K-drama itu selalu fokus sama cara mereka bekerja, jadi kita sekalian tahu juga gimana sih kerja disana dan sini, yang mana sama banget sama disini!

Well-looking actor and actress
Nggak bisa dipungkiri ya kalau mereka cantik-cantik, despite itu hasil operasi atau bukan. Tapi yang pasti, mereka nggak kayak terakhir aku tonton. Sudah nggak banyak cowok yang poni lempar gitu! Haha. Tapi ya Korea is still Korea though, tetep banyak potongan rambut atau gaya yang ‘Korea banget’.

Nah, semua alasan di atas itu adalah alasan major kenapa sekarang aku mulai ngikutin Korea. Selebihnya tentu karena jalan ceritanya yang bagus dan unik. Oh ya, aku kalau nonton K-show itu di New Asian Tv atau di Drama Nice, semua streaming dan ada subtitle Inggris-nya kok. So, masih ragu sama K-drama? Hehe.

XX

Thursday, March 31, 2016

Three Overrated Books I Read In 2015


Kali ini aku mau bahas tentang overrated books alias buku yang hype banget tapi pas aku baca ternyata biasa aja. Buku ini bukan berarti gagal total sih, tapi aku kira buku-buku ini bagus seperti yang orang bicarakan. Overall, aku cukup enjoy baca bukunya, karena buka ini bener-bener ringan dan tetap enak dibaca.



Pasti kebanyakan udah pada tau ya Rainbow Rowell. Rainbow Rowell itu penulis dari Eleanor & Park dan juga Landline. Fan Girl ini lumayan hype, orang-orang banyak yang ngomongin mulai dari blogger sampai booktuber. Kebanyakan dari mereka merasa bahwa buku ini relatable banget. Buku ini sendiri menceritakan tentang seorang Fan Girl yang suka menulis salah satu plot-twisted untuk salah satu kisah (yang aku rasa cukup terkenal di US), tapi karena aku nggak familiar sama ceritanya dan cerita itu bisa ngabisin seperempat buku sendiri, aku jadinya kurang puas sama bukunya. Romance-nya juga nggak begitu banyak dan deep. Jadi menurut aku sih, nggak seperti yang banyak orang omongin.



Jujur aku nggak merasa buku ini buruk banget karena aku cukup menikmatinya. Tapi aku masukin juga ke daftar overrated books karena hasilnya ternyata nggak seperti yang kebanyak orang bicarakan. Cerita ini lebih ke find-your-true self-kind-of-story. Aku kurang ‘into’ sama cerita kayak gini, tapi tetap aja ini pernah jadi salah satu favorit aku sih, karena plot-nya yang unik.



Pas baca buku ini aku nggak berhenti karena aku penasaran dimana klimaksnya. Walaupun kalau di novel, klimaksnya lebih ditunjukkin di buku dibandingkan di film. Anyway, filmnya itu nggak bangeeeet! Aku bela-belain nonton ini karena aku baca bukunya, pas aku nonton ternyata filmnya super nggak jelas (terutama teman-teman aku yang nggak baca bukunya sama sekali). Balik lagi ke bukunya, ini lumayan banyak diomongin mungkin juga karena mau dijadikan film dan plot-nya itu beda banget sama buku John Green lainnya. Plot-nya lebih berani dan beda. Ya secara keseluruhan, baca buku memang selalu lebih menyenangkan sih dibanding langsung menonton filmnya.

P.S: Click the book title to read the full synopsis and rates on Goodreads

Ini beberapa buku yang aku baca satu tahun terakhir dan menurut aku overrated, tapi itu cuman pendapat pribadi aja loh. Karena pada kenyataannya, di Goodreads rating-nya juga cukup bagus. Hope it helps, guys!

XX

Thursday, March 10, 2016

Chop Off My Hair!


So I recently cut my hair back in short!! For those who curious about where I get the inspiration from, it was one of fashion YouTubersMelissa Valenzuela.  Gara-gara nontonin weekly vlog-nya, aku jadi berani untuk potong rambut sependek ini. Pada dasarnya aku memang nggak betah punya rambut panjang and somehow, it doesn't look good on me. Biasanya aku potong rambut itu sependek-pendeknya di atas bahu sedikit. Terakhir punya rambut sependek ini kayaknya pas dulu jaman SMA gabung di Paskibra sekolah deh hehe (it was like 7 years ago or so?). Jadilah aku seperti ini sekarang!! Ta-da!!

XX

Tuesday, February 16, 2016

The Weekly Post #1: Watching Deadpool, Finishing K-Drama, Another Week of Work


Nothing happened much this week. Just another week of working, watching series and stuff. But yeah, working with deadlines are not an easy thing. However, I finally had time to watch movie DEADPOOL, which is a current discussion this week. I didn’t regret watching Deadpool, like, at all. It was hilarious and so entertaining. The first reason I watched this movie because of Ryan Reynolds. Because, it is Ryan Reynolds!!

Yes.. and I recently finished another k-drama titled SECOND TIME TWENTY YEARS OLD and it was one of the greatest k-drama I’ve ever watched. Starring Choi Ji Woo, one of the most beautiful Korean actress as seen on Winter Sonata, she’s now 38 and still manage herself to be gorgeous! But anyway, it’s a worth k-drama to watch! It’s fun, light, deep and all the good story combined. I literally cried since first episode and just couldn’t stop laugh and cry ever since.

XX